Sunday 20 October 2013

Benny, pejantan straight my secret admire part 17 (Memijit Benny di kamar !! )

Kasian juga Benny kalo emang bener dia main hati san perasaan ama Reyna, apa katanya malam itu " Terlanjur sayang ?? ...terlanjur sayang my ass !!! " geramku.


Benar mungkin kata Denny si banci kenes itu kalo Reyna cuma memanfaatkan Benny untuk urusan seks saja sebelum akhirnya dia mendapatkan suami setara dengan dia, dalam arti sama-sama kaya dan berduit sama-sama seiman dan sama-sama punya status tinggi tapi biasanya cowok yang seperti itu gaya seks nya tidak yahud...


Makanya cewek se bandel Reyna akan mencari cowok model Benny untuk FUN saja, untuk merasakan nikmat dunia, nikmat yang luar biasa yang di berikan secara FULL total oleh pejantan seperti Benny ini, membayangkan Benny di ranjang, seperti membayangkan Banteng marah, teringat aku raut mukanya malam itu ketika mencapai orgasme ketika ngocok.


Khas sekali cowok macam Benny ini, walau dia lahir di Medan tapi dia lahir di daerah kecilnya bukan di kotanya...

Cowok kampung, dengan wajah manly dan jantan, body tinggi dan gede bukan hasil fitness tapi memang karena gizi orang kamoung dengan ASI asli dari bayi membuat mereka sehat dan kuat ketika tumbuh berkembang dewasanya ,juga karena tempaan alam juga, cowok-cowok kampung macam Benny dari kecil suka beraktivitas outdoor, mereka main layangan di lapangan, main sepakbola dengan teman-teman sebaya di kampung , main panjat pohon, berenang di sungai, naik dan turun bukit beramai-ramai semuanya menjadikan tubuh mereka develope dengan sehat dan alami,


Beda dengan anak yang lahir dan besar di kota besar, SEBAGIAN dari mereka mereka tumbuh dengan cara instant, makanan mereka semua Fast Food, mereka besar tapi terlihat tidak sehat tidak segar, akhirnya cowok kota lari ke dunia fitness, tubuh mereka besar di paksakan, dibantu obat-obatan, di buat dan di bentuk secara instant akhirnya yang ada bagus diluar tapi jelek di dalam, secara fisik terlihat kuat tapi di dalam lemah.

Beda sekali dengan Benny, baik fisik maupun bawaanya yang terlihat liar dan semangat menjadikan dia kuat luar dalam, hasil tempaan alam, bawaan sejak lahir dan tumbuh berkembang secara bebas dan liar di bantu alam semesta.

Gayanya sederhana dan cuek saja baik itu cara berpakaian maupun bawaan gaya dia sehari-hari jadi kesannya liar dan bad boy, bukankah itu yang benar-benar di gilai cewek model Reyna ? cewek gatel yang memeknya obral sana sini ? sementara untuk Benny ? siapa yang tidak mau di suguhi memek gratis begitu ? memek kota lagi ? itu mungkin yang dipikirkan Benny.


Sayangnya Benny sudah main hati dan perasaan, dan Reyna dengan kejam memainkan aktingnya bak cewek yang tidak bisa di ajak nikah karena faktor agama THOK !!!....bullshitt bangett.


Kalau emang benar agama tidak mungkin di kutak katik lagi dalam hubungan mereka ini harusnya dia sudah pisah ama Benny, bukannya seperti sekarang ini malah makin intens minta di tusuk hampir seminggu sekali !!!

PERE IBLISS !!! aku jadi emosi sendiri, cemburu dan terbawa perasaan ....dengan perasaan yang menggelayuti seperti itu aku pergi ke kantor sekarang, terlambat sudah aku masuk kerja hari ini, waktu sudah menunjukkan hampir mendekati jam 8 ketika aku keluar pagar kost ...tapi WHAT THE HELL !!!


 Sepulang kerja rasanya aku merasa masih capek banget, karena tadi di kejar deadline akhir bulan, jam sudah menunjukkan pukul 8 lewat ketika aku sampai di kawasan kost ku di belakang KC planet holywood jaksel.

Seperti biasa aku makan dulu di warteg di depan kost an, kalau udah ke capean begini aku jadi malas makan, minum es teh manis malah bikin kenyang dan segar...aku minta di bungkuskan saja satu lagi es teh manis dengan pemilik warteg..di wadahi dengan gelas plastik kubawa balik ke kost eh teh manis itu.


Hawa malam ini memang panas, mau hujan barangkali pikirku...

Sesampai di kost aku lantai atas, masih sepi..lampu malah belum di hidupkan, gelap gulita jadinya hanya di terangi cahaya dari lampu-lampu gedung perkantoran dari kejauhan.


Aku gerah pengin segera mandi, lepek rasanya kalau belum mandi, lengket oleh keringat.

Selesai mandi aku bawa gelas plastik teh manis yang kubeli tadi, aku duduk di pelataran loteng kost...segar banget rasanya....menikmati udara Jakarta di waktu malam di kost an sederhana sembari memandang dari kejauhan gedung-gedung tinggi yang masih bertaburan cahaya lampu, jam 9 malam kurang sekarang.


Aku SMS kakakku, menanyakan khabarnya, sudah lama aku tidak main ke Bekasi.
Aku punya kakak yang sudah menikah yang tinggal di Bekasi. kalo lagi ada waktu senggang biasanya aku main dan nginep disana.

Asyik SMS an kudengar suara anak tangga...Pasti Benny !!




Benar saja dugaanku, siapa lagi kalau bukan dia, secara di kost an atas hanya aku dan dia saja penghuninya.

Kali ini dia sendiri, tidak membawa perempuan itu, sudah puas mereka semalam, main sampai DUA KALI !

"Heiii Bennnn...."Sapaku riang.

Benny tersenyum "Hei Rif, tumben dah nongkrong aja "

"Iya nehhh ...ihh panas banget Ben, ini aku Beli Es Teh manis di warteg depan, buat ngadem euyy " kataku semeyakinkan mungkin, padahal aku memang berharap bertemu dengan dia malam ini.


Benny duduk di tembok yang sama seperti malam itu juga, bedanya pakaiannya kemeja kerja hari ini, dia terlihat lebih rapi....dia menaruh ranselnya yangbesar dan isinya padat itu ke lantai semen loteng.

"Emang panas banget yahh...kapan hujan turun ? " Ujarnya..dia melepas sepatunya.

"Harusnya sih bulan depan ya, kan udah bulan agustus ini Ben, hujan kan biasanya sekitar bulan September...." aku menjawab pertanyaannya.

Benny menarik nafas panjang, berat sekali kayaknya.
Dia melepas kancing atas kemejanya, dua biji, aku nyaris ternganga,,,tidak tau dia ada bencong haus di depannya..dia mengibas-ngibaskan baju yang terbuka itu untuk membuat angin biar adem.

"Gimana Ben ada laku lagi hari ini jualannya ? " Aku mencoba untuk mebuka topik.

Benny tertawa, mengambil kotak rokok kembali dalam kantong celana nya...marlboto keluar lagi satu batang.

"Yahhh lumayanlah Rif..ada terjual 3 unit..saingan banyak banget sih...namanya juga pameran, dealer dari mana-mana ikut jualan kan ? " Benny menghembuskan asap rokoknya ke udara.

Aku suka gayanya, lelaki sekali....tapi dia keliatan capek dan ada pikiran juga kalo kuperhatikan.


"Yahhh lumayan lohhh...kan daripada tidak sama sekali Ben..." kataku sembari tertawa...

"Iya itupun di bantuin Reyna kok Rif, dia yang dapat cusomer tapi dia merekomendasikan si customer utk ngambil di dealer ku saja mobilnya, susah kalo kita yang cowok jualan...untung-untungan, kalo ama cewek orang kan lain lagi " Kata Benny sembari tertawa.

Iya sih dalam hatiku, ya lagipula itu juga sebagai balas terima kasih Reyna ke eloe Ben karena sudah bikin dia enak di kasur batinku geram.

"Iya sih cewek lebih mudah ya kalo nawarin cowok beli mobil " kataku sembari tertawa.


Benny mengiyakan tiba-tiba Benny memutar-mutar lehernya, sembari agak meringis juga dia.

"Kenapa Ben ? sakit leher ya ? " Kataku melihat tingkah dia saat itu.

"Iya nih pegal, salah bantal kali ya ? " Katanya sembari memijit daerah lehernya.

Salah bantal apa salah gaya pas negntott semalam ? ujarku gemas dalam hati.

Tapi aku berkata lain " Pegal ya ? mau aku bantu pijit ? " aku berharap-harap cemas dengan tawaranku itu.


"Aku sih nggak ahli banget mijit tapi mungkin kalo lehermu di bantu di tekan-tekan gitu jadi enakan kali Ben ? " aku berkata terus terang, aku emang nggak biasa mijit.

"Nggak usah Bro, ngerepotin, kasih balsem aja ntar biar enakan " Benny menolak halus...


"Emang Benny ada balsem nya ? " aku memaksa, I Insist....

"Ntar aku belilah besok Bro sebelum ke kantor " Ujarnya sembari bersender ke dinding loteng, dia biarkan lehernya sakit.

"Ihhhh jangan..aku ada kok Balsem Ben...tunggu ya " Aku lari ke kamar, aku tidak menunggu jawaban Benny, this is my chance.


  Aku ambil balsem yang emang aku simpan di kamar, aku juga sering sakit leher jadi aku selalu sedia di laci kost.

Aku keluar menemui Benny kembali.

"Wah Bro jadi ngerepotin " Benny jadi tidak merasa ke enakan denganku.

"Ihh biasa aja kalii ahhh . sini aku gosokin sebentar " Aku memaksa.

Benny tertawa " Aku olesin sendiri aja Bro ".

Aku membuka tutup balsem nya, ku ambil dengan jariku.

"Sini aku pijitlah Ben sebentar..." Aku memegang leher betonnya, for the first time... aku menyentuh langsung kulitnya.
 Benny jadi pasrah saja, dia berbalik arah, punggungnya menghadapku.
Siapa yang bisa menolak jika banci nekat sudah memaksa ?

Untuk pertama kalinya aku bisa memegang kulit Benny, tanganku rada gemetar....aku seperti ingin terpejam, aku ingin menikmati sekali sentuhan yang pertama ini.

Terasa lekuk leher betonnya, basah....Benny masih berkeringat, licin...Tanganku pelan meyusur kulit di sekitar lehernya, kulitnya yang hitam terlihat sangat kontras dengan kulit tanganku yang putih, aku memang anak rumahan, beda dengan Benny yang memang anak kampung senang aktivitas Outdoor sejak kecil...


Aku meletakkan dua telapak tanganku ke lehernya...masing-masing menyentuh leher kiri dan kanannya...

Jarak kami menjadi dekat, belum pernah sedekat ini sebelumnya, aku bisa mencium bau tubuh Benny, tidak perlu menghirup dalam seperti yang kulakukan selama ini cukup dengan menarik nafas pelan, baunya masuk ke cuping hidungku....manly, sangat luar biasa manly, tidak ada bau parfum, hanya bau lelaki ....Benny tipe pria yang hanya bermodal deodorant saja sepertinya, pewangi deodorant itu pasti hanya di poles sedikit di kerimbunan bulu ketiaknya, setlah itu sudah, tanpa polesan apa - apa lagi.


Bau nya enak,,tidak terlalu tajam, tapi bau keringat lelaki, aku mengirup pelan di dekat lehernya, Benny tidak melihatku, dia membelakangiku.

"Gimana Ben ? Enak nggak ? " Aku berbisik tertahan, aku agak gemetar, gemetar nafsu....Benny tidak tahu itu.

 Pelan aku mengurut leher si pejantan ini, meyusuri leher beton nya, terasa licin di tanganku, ada keringat disitu....

Benny meringis pelan, tak menyangka aku pijitanku membuat dia keenakan, sakit tapi enak katanya.

Aku tau aku juga pernah mengalami sakit leher yang sama, kata orang salah bantal, ada yang bilang karena di pegang dedemit, tapi menurutku untuk kasus Benny ini karena salah gaya atau terlalu brutal gaya permainannya.


Aku bisa bayangkan gaya si pejantan ini mengentoti pacarnya semalam, lama dan liar pasti permainannya, juga brutal ...terbukti dari banyaknya pejuh yang tertampung dalam kondom pagi tadi yang kutemukan di keranjang sampah, dua kondom bekas, dua kali ngentott.....kuat bak banteng si Batak ini.

Aku mulai menggerakkan jemari tanganku ke lehernya yang kekar, menyusuri kulitnya yang basah lembab, keringat membasahi leher nya.

Kulit Benny yang hitam kontras sekali bertemu dengn kulit tanganku yang putih, aku memang Gay rumahan, sementara Benny Straight yang gila aktivitas outdoor....aku bergidik di buatnya.


" Gimana Ben pijitanku ? enak ? lumayan kan ? " aku bertanya lagi ke dia, aku pengin tau apakah dia suka atau malah ke sakitan, karena beberapa kali dia menggerakkan tubuhnya pada saat aku menekan kencang, dia meringis dan mengaduh melenguh ...aku suka lenguhannya, mengingatkanku akan lenguhan dia di malam aku intip dia Onani di kamar mandi waktu itu.

"Enak Bro..sakit tapi enak " Kata Benny...

Aku memegang kerah bajunya...aku ambil lagi balsem, ku gosookan ke tanganku, meratakannya di seluruh telapak tanganku lalu aku bilang " Sebaiknya kemejanya di lepas aja Ben, biar nggak kena balsem, biar juga leher belakangmu ku gosok juga pake balsem ".


"Di buka saja ya ? " Benny bertanya agak ragu, entah apa yang buat dia ragu, mungkin sungkan sudah merepotkan aku.

Aku langsung bilang iya, HARUS ITU !!! kataku girang dalam hati.


Ketika Benny mulai menarik bagian bawah kemeja nya dari celana kerjanya untuk mempermudah dia membuka bajunya itu aku mendapat ide baru, aku harus bilang ke Benny, semoga dia mau, aku berharap sekali dia mau........


"Ben kalo loe buka baju disini bukannya malah tambah masuk angin nantinya ? disini kan dingin ? " tanyaku pura-pura lugu, aku berusaha bersikap se natural mungkin, aku kepingin dia menganggap pertanyaanku itu adalah pertanyaan yang biasa saja sehingga dia tidak akan berpikir macam-macam mengenainya.

"Jadi gimana Bro ? nggak usah buka baju ? "ujarnya malah balik bertanya, tapi benar dia emang lugu.


Aduh gebleg amat sehh ini Straight ? ya masak itu sih jalan keluar dan pilihannya ??? geramku dalam hati.


"Nggak maksud aku apa nggak sebaiknya di kamar aja, aku urut sebentar, biar eloe nggak masuk angin Ben kalau mijitnya di dalam" Terpaksa aku menggunakan kata SEBENTAR agar dia mau menerima ajakanku itu.

"Ohh iya Bro, sebaiknya di kamar aja, tapi bener Bro nggak ngerepotin nih ? " dia bertanya lagi, aku tau dia rada sungkan, tidak ingin merepotkanku, dia tidak tau ini seprti MIMPI bagiku, mimpi bisa memegang secara langsung tubuh nya yang berlekuk tegap indah itu.

"Ya nggak lah Ben.. kita kan tetangga, siapa lagi sih yang bakal nolongin kita kalau bukan tetangga sebelah, orang bilang tetangga sebelah itu bahkan lebih dari kelurga dekat Ben..jadi udah lah..nggak apa-apa kok..biasa aja Ben " Aku rada memaksa, sembari membantu dia mengangkat tas ranselnya yang berat yang di letakkan di pelataran loteng .

"Sipp Bro....thank you banget Bro..pijitan mu enak, leherku dari siang tadi susah di gerakkan, kalo noleh ke kiri atau kekanan sakit euyyy...pas loe pijit rasanya sakit tapi enak " Benny berkata bahagia sembari tertawa " Ke kamarku aja boss, ok ? " katanya lagi.


Aku memang gay terkutuk, setan alas, gay tak tau diri....aku merasa jahat sekali, Benny yang lugu dan pikirannya lurus, tidak pernah terpikir apa-apa di otaknya mengenai kebaikanku malam ini, rasa terimakasihnya tadi membuat perasaanku tidak enak. aku mau membantu tapi tidak tulus, aku punya maksud tertentu...

Pengin kubatalkan saja jadinya, tapi melihat Benny yang sudah berjalan ke pintu kamarnya, dan membuka kuncinya malah membuat aku semakin bingung....maju tidak maju tidak...

Benny melangkah masuk, wajahnya ceria, dia suka akan kebaikanku, dia menerima tulus bantuanku, pikirannya lapang dan bersih, Benny ini lugu terlihat dari wajahnya, sementara dia tidak tau seorang SETAN IBLIS sedang melangkah masuk ke dalam kamarnya untuk pertama kalinya .........

 Pelan aku memasuki kamar Benny untuk pertama kalinya dalam hidupku...kamar straight, kamar lelaki, seperti memasuki candi suci aku menikmati pemadangan di yang terhampar di depanku dengan deg-degan dan hati-hati , aku takut bikin salah, seperti takut buat dosa....

Kamar lelaki, baunya khas, bau minyak rambut dan rokok....kulihat sekeliling, di dinding tripleks ada kaca yang segi empat yang merupakan fasilitas kost, tapi di sebelahnya tergantung kalender bawaan Benny.

Kalender bergambar model cewek ber swimsuit, cewek-cewek asia, sepertinya cewek Jepang ala-ala Miyabi..kalender itu kalender iklan mobil ber Merk, tapi pose-pose cewek di dalamnya benar-benar menantang, semuanya pamer bongkahan pantat dan tetek besar yang cuma di tutupi selapis swimsuit seadanya...hemmm khas sekali, lelaki suka memajang foto-foto mesum seperti itu di dinding kamarnya, Benny salah satunya.

Kulihat di lantai kamarnya bertebaran majalah Sport dan tabloid Bola, semuanya tentang olahraga, bertebaran begitu saja, tidak tersususn rapi. ...mobil dan sepakbola yang mendominasi isi beritanya, bacaan Benny ketika santai.....


Di atas meja yang merupakan fasilitas kost, ada TV 21 inci..banyak film-film VCD di sebelahnya, tapi aku tidak berani melihat-lihatnya, lancang aku jika membolak-balik barangnya, aku baru saja mampir pertama kali kesini...


Aku memandang kamar Benny, sama besar dengan kamarku, tapi khas sekali, tidak banyak pernak pernik di kamarnya, semuanya seperti apa adanya saja, tidak ada hal-hal yang berbau fancy.....di lantai kulihat juga asbak rokok, masih penuh puing batang rokok bekas di dalamnya...di belakang pintu kulihat ada baju-baju dan celana pendek bekas pakai yang belum di turunkan, sepertinya di gunakan saat dia mau tidur.

Aku juga liat ada dua botol wiskey kosong, wiskey bermerk yang botolnya bagus, di jadikan Benny sebagai pajangan di dekat meja Tivi....

Selain itu ? tidak ada apa-apa lagi, hanya lemari fasilitas kost yang tertutup rapat serta galon aqua serta kasur yang terletak di lantai kamar dan karpet kecil warna hitam di sebelahnya.


Simple, minimalist dan lelaki sekali kamar si Pejantan ini......


Aku duduk di lantai kamar Benny, di atas karpet hitam sebelah kasurnya ...aku masih melihat isi kamarnya ketika Benny mengejutkanku dengan tawarannya " Mau minum Bro ? " katanya , dia membuka isi tas ransel besarnya mengeluarkan beberapa Kaleng Coke, dia memberikan kepadaku satu kaleng.


Aku tidak menolak...entah kenapa aku bahagia sekali saat ini, ada perasaan lain, ada perasaan lebih dekat, lebih akrab leagi dengan Benny, ada persahabatan yang di tawarkan dia malam ini, aku berbunga-bunga sekarang....

 Aku taruh minuman kaleng itu di karpet, aku buka tutup balsem " Ayo Bro sini tak pijit lagi " aku menawarkan diri.


Benny menutup pintu kamar kost, wajar dia melakukan itu, angin di depan bakal masuk kamar kalau tidak di tutup serta mengundang nyamuk datang juga jika pintunya dibiarkan terbentang lama .....tapi aku memandangnya lain, aku memandangnya secara luar biasa, aku merasa berada di dalam penjara bintang lima sekarang, tak ada jalan keluar, tak ada kesempatan lari,tak ada orang lain, aku terjebak berdua di dalam sebuah kamar dengan seorang pejantan STRAIGHT SEJATI, aku merasa terpenjara dalam SURGA sekarang.


Kulihat Benny pelan-pelan melepas kancing kemejanya satu-satu, sebelumnya sudah dua kancing atas yang lepas, menampilkan dadanya yang masih berkaus singlet, dada yang menggembung sekal, dengan bulu dada mengintip sedikit dari kaus singletnya yg lusuh itu.

Kini dia lepas kancing ketiga, ke empat, kelima....aku lemas....astaga apa ini mimpi Tuhan ?

Benny melepas santai kemejanya, tidak ada tendensi apa-apa, tidak ber slow motion agar kelihatan seksi, dia nyantai, dia melepas baju karena aku akan memijitnya, dia tidak memikirkan apa-apa.


Tapi aku lain, ketika kemeja itu sudah tidak lagi menutupi tubuhnya aku jadi seperti gila..aku memandang dekat sekali ke tubuhnya, tangannya yang besar dengan pundak yang tegap padat pertama kali kulihat secara dekat sekali, bisa kujangkau dengan jariku....


Aku gagu tapi aku terus maju " Kaos singletnya lepas aja Bro, biar enak ..ntar loe bisa pake balsem ini untuk di olesin ke dada eloe biar hangat.."


Benny mengiyakan saja dengan santai lagi-lagi melepas kaos singletnya, di tarik keatas kaos itu melewati kepalanya, tangannya merentang keatas, ketiak lebatnya terekspos secara penuh sebentar...indah...indah karena ketiak itu berada di tangan yang bagus, tangan itu tidak kurus, tangan itu besar, dengan punggung yang tegap. sehingga ceruk ketiaknya kelihatan seksi, untung Benny tipe pria yang cuek, bukan tipe pria yang peduli ama kerimbunan bulu ketiak, dia biarkan alami saja bulu-bulu itu tumbuh, aku suka......


 Ada bau lain di kamar sekarang, benny menghidupan kipas....bau itu jadi datang silih berganti di tiup angin seperi bermain di cuping hidungku, datang dan pergi...


Bau Benny, bau nya lelaki sekali...aku tau bau itu datang dari kerimbunan bulu di ketiaknya, baunya enakkk....tak menyengat sekali karena aku yakin ada polesan deodorant disitu, tapi tetap baunya bau Benny, dia belum mandi, keringat nya masih menempel kuat di situ.

Mungkin juga bulu di dadanya turut ikut andil malam ini, yang pasti bau itu tadi tidak begitu nyata sampai akhirnya Benny melepas baju dan singletnya....aku seperti berada di pabrik parfum mahal sekarang.


Benny duduk, di karpet, " Gimana Bro ? kayak tadi aja yah ? " tanyanya .

Aku mengiyakan, Benny kembali ke posisi seperti di luar tadi, dia membelakangi ku, punggung besar serta pundak tegap gempalnya tepat berada di depanku. dengan Bodynya yang coklat pekat sungguh luar biasa sekali pemandangan di depanku, kali ini hanya berjarak 10 cm di depan mukaku.


Aku menempelkan tanganku di punggungnya..OMG gemetar aku...untung tanganku beroleskan balsem jadi hangat rasanya, tak terbayang jika tanpa balsem, pasti dingin membeku...dingin karena takut dan gemetar...

Pelan aku memegang punggungnya, menyusuri bukit yang indah itu....keras terasa di tanganku tapi kulitnya licin saja....

Benny agak melenguh keenakan " Mantap Bro " katanya kemudian..lalu mendesis lagi..dia menikmati.

Aku jujur tidak pandai mimijit.....tapi tanganku suka berada d tubuh lelaki ini, tanganku mendadak lincah dan bergerak lancar menyusuri bukui-bukit berlekuk keras milik si Pejantan ini.

Aku lalu memegang lehernya, sumber sakitnya, ku tekan disitu, Benny agak meringis keras..dia mendesis....lalu dengan pelan aku membikin lingkaran-lingkaran disitu, benny menggelinjang kesakitan..."ahhhhh " kata Benny, tapi dia diam, tetap menikmati....aku mendekatkan kepalaku ke tubuhnya...selagi aku menekan di sumber sakit dilehernya , ketika Benny meringis nyeri , aku diam-diam meletakkan hidungku ke punggung tegap nya tepat di leher belakang, disitu kulihat ada keringat..hidungku menyambut nya..aku menggeser sedikit cuping hidungku di kulitnya yang hitam itu ..air keringat Benny menyentuh hidungku...aku merasakannya...basah di ujung hidungku, baunya enakk, puass sekali aku...... 


Aku terus memijit derah sekitar lehernya, ke leher bagian Belakangnya yang sekarang aku tekan ...Benny keenakan, dia mendesis...lalu tanganku menyusuri pundaknya yeng tegap...lebar sekali pundak itu, aku tidak ada apa-apanya di banding si pejantan ini...terbayang jika pria yang memiliki punggung dan dada selebar ini memeluk wanita, atau siapapun yang berada dalam dekapannya, pasti rasanya semua beban hidup akan berkurang...serasa di hibur dan di tenangkan jiwa kita olehnya...hemmmmm


Lama aku memijit pundaknya, Benny diam menikmati....

"Katanya loe nggak bisa mijit Boss, tapi ternyata enak kok " Kata Benny memujiku.

"Akhhh yang benar ? benar enak Ben ? ...aku sebetulnya jarang mijit jadi nggak tau apa aku bisa mijit atau nggak hehehe..tapi ternyata enak ya Ben ? " Aku bertanya rada sedikit manja, tidak kubuat-buat sekarang, berada di dekat lelaki ini berdua saja di kamar, dengan dia hanya memakai hanya celana saja dan membiarkan tubuh besar tegapnya telanjang tanpa penutup siapapun pasti akan mau bermanja-manja dengannya hehehe...pantesan si reyna betah berlama-lama di kamar kost yang sumpek ini, huhhh !!!




 







No comments:

Post a Comment